Judul Buku :
Pembangunan itu Lucu
Penulis :
Arimbi Horoepoetri, S.H.,LL.M
Penerbit :
JARI Indonesia
Tahun dan Kota Terbit :
Cetakan Pertama Mei 2002, Jakarta Selatan
Jumlah Halaman :
72 halaman
berisi antara lain :
sustainable icome, good governance a la bawahan, jasa utama JPS, lika-liku
investigasi JPS, JPS dan perempuan, pelajaran matematika baru a la OPK,
pelajaran matematika baru, kelakuan wakil rakyat, kemiskinan sebagai komoditas
baru, skenario nilep, skenario KKN, kutak-katik APBN, Kutak-katik APBD
Buku ini berisi tentang investigasi JARI sebagai
pengawas pembangunan berbasis komunitas (community based develpmen watch) yang
lebih banyak menekankan pada pendistribusian dana JPS (Jaring Pengaman Sosial)
yang tidak terealisasi dengan baik seperti yang telah direncanakan. Dana yang
seharusnya untuk pembangunan demi pemenuhan kesejahteraan rakyat malah menjadi “boomerang”
bagi masyarakat yang mencekik ibu pertiwi dengan utang yang semakin hari kian
menumpuk.
Di dalam buku ini menceritakan bagaimana para pegawai
negeri mempertahankan penghasilannya, mereka menggunakan siasat yang cukup baik
dengan mengakal-akali anggaran suatu proyek. Di buku ini juga membahas
bagaimana satu departemen dengan departemen lain melakukan hubungan yang
menarik (mutualisme antar
departemen) bahkan tanpa kita sadari, seperti departemen PU,Telkom, PDAM, dan Pemda serta departemen
lainnya. Mereka melakukan hubungan kerja yang cukup akrab dalam menjalankan
proyek secara bergantian yang menggunakan dana negara (APBD = Utang Negara),
namun proyek mereka hanya berputar pada hal itu-itu saja tanpa akhir.
Dalam hal lain buku ini juga membahas bagaimana aliran
dana yang berasal dari hutang negara kepada pihak asing yang amat sangat besar untuk membantu rakyat
paska krisis moneter. Secara nyata dapat dilihat dan terbukti adanya tindakan
KKN yang dilakukan pihak-pihak berwenang yang mengemban tugas dalam penyaluran
dana tersebut kepada masyarakat. Tindakan KKN dilakukan dengan berbagai cara, menipu
rakyat yang tidak tau menau tentang dana tersebut, manipulasi data yang
sebagian besar dilakukan oleh perangkat desa, dll. Pinjaman yang luar biasa
besar oleh pemerintah yang tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat malah berimbas kepada rakyat itu sendiri,
karena rakyatlah yang diberi beban untuk membayar hutang tersebut hingga lunas
(yang hingga saat ini pun belum juga lunas).
Data APBN menunjukkan hampir 70% penerimaan dalam
negeri Indonesia berasal dari pajak. Pajak yang diambil dari seluruh rakyat
Indonesia, dan sebagian besar penerimaan itu dibayarkan untuk “Pengeluaran
Rutin”, “Belanja Pegawai” dan “Pembayaran Utang Bunga”. Dana untuk pembangunan
menjadi tidak mencukupi, maka
pemerintah harus mencari suntikan dana segar (utang lagi).
Sementara kinerja para pegawai tidak bisa dibilang
memuaskan, mengumbar janji untuk mengabdi kepada masyarakat, namun
kenyaataannya mereka hanya mencari keuntungan sendiri. Bahkan anggota DPRD tidak
menganggap dirinya sebagai penyelenggara negara, melainkan sebagai wakil rakyat yang tidak merakyat. Padahal
sudah di atur dalam pasal 1 point 1 UU No 28 tahun 1999 tentang penyelenggara negara, licik
memang hanya karena mereka tidak mau melaporkan kekayaannya.
Yang cukup mengejutkan juga adalah mark up tanah di
negara kita yang hanya untuk sekedar mencari untung. Dan masih banyak lainnya
seperti kemiskinan sebagai komoditas baru, skenario nilep, KKN BLBI, KKN BPPN
dan BAKRIE, dana APBN yang habis hanya
untuk menggaji para pegawai, baju GUBERNUR dan RAKYAT MISKIN, dan masalah dana
partai golkar, serta masalah pendidikan. Kongkalikong yang hanya berputar-putar
pada titik yang sama tanpa adanya kemajuan dan perubahan.
Itulah
kenyataan yang harus diterima oleh rakyat Indonesia. Rakyat harus menjadi
korban pemerintah yang berusaha menyelamatkan rakyat itu sendiri. Sangat sulit
sekali untuk menindak para pelaku. Ntah sampai kapan rakyat harus menderita
karna ulah bodoh sebagian rakyat itu.
Buku ini sangat menarik,
karena di dalam buku ini kita dapat melihat bagaimana penulis menoba untuk
membuka mata para pembaca(masyarakat umum) untuk melihat dan memperhatikan
bagaimana model pembangunan yang diterapkan pemerintah di negara ini. Buku ini
mengajak rakyat agar lebih cerdas lagi
dalam mengawasi pembangunan di negri ini. Karna rakyat juga yang akan menjadi korban
seandainya pembangunan tidak sesuai dengan semestinya.
Kelebihan buku : Buku ini dilengkapi dengan ilustrasi-ilustrasi
cerita dan gambar yang membuat pembaca tidak bosan, pemaparan masalah serta
contoh-contoh kasus yang disajikan dalam buku ini sangat menarik, dapat
menambah pengetahuan pembaca tentang pembangunan yang terjadi di Indonesia
Kelemahan buku : masih ada sejumlah kata-kata(istilah-istilah) yang
kemungkinan sulit dicerna oleh masarakat yang berpendidikan rendah, padahal
seharusnya buku ini sangat bagus dibaca oleh semua kalangan masyarakat.
http://petikmakna.blogspot.com/2013/05/cara-membuat-menu-bar-dan-sub-bar-di.html
ReplyDeleteGreat and that i have a dandy offer: What To Expect When Renovating A House house renovation permit
ReplyDelete