Sejak awal kemerdekaan hingga saat
ini Indonesia telah menikmati 8 kurikulum yg terus berganti untuk mencapai
titik “kesempurnaan” agar cita-cita negara untuk rakyat yang tercinta ini
tercapai. Namun, hingga saat ini belum juga ada tanda bunga pendidikan akan
mekar dengan sempurna, berbagai masalah pendidikan belum juga dapat teratasi
dengan baik, mulai dari peserta didik (siswa), penyelenggara pendidikan
(pemerintah), pelaksana pendidikan (guru), hingga pendukungnya (wali murid).
masalah pendidikan dan berbagai kasus yang ikut bergandengan bukan hal baru
lagi di hari-hari kita dan masih tetap terus menghiasi.
Beberapa waktu lalu saya juga sering
mengikuti beberapa diskusi bersama yang di buat oleh salah satu OKP dan juga
berdiskusi dengan beberapa teman. Dan menurut kesimpulan yang ambil dari
diskusi itu adalah pendidikan itu seperti halnya sebuah lukisan. Lukisan dapat
menjadi indah jika orang yang melihat memahami isi makna dari lukisan itu serta
bagaimana sang pelukis melukis dengan benar dan tahu apa yang sebenarnya ia
lukis. Nah, kesannya saat ini adalah pendidikan di negara ini seperti Lukisan
yang Gagal. Gagal disini adalah penyelenggara pendidikan tak memberi kuas yang
baik, dan pelaksana pendidikan juga belum mengerti apa yang akan ia lukis,
sehingga saat peserta didik dan pendukung pendidikan melihat lukisan itu mendapat
kesan yang berbeda dari makna sebenarnya. Saat ini pendidikan adalah ajang
gengsi yang sangat meriah untuk diikuti oleh berbagai elemen dan menjadi ajang
bisnis yang sangat menjanjikan. Saat ini mendapat gelar tinggi, mendapat
pangkat tinggi dapat hidup nyaman adalah tujuan dari pendidikan di mata rakyat.
Entah siapa yang memulai hal ini tapi ini adalah realita yang nyata di mata
kita, sehingga pendidikan adalah suatu mimpi yang sangat menguntungkan untuk
dapat mengeruk uang yang banyak.
Lalu seperti apa pendidikan yang
sebenarnya? Pertanyaan besar untuk kita yang harus kita pecahkan sesegera
mungkin, sebelum terjadi kehancuran yang fatal. Menurut Carter V. Good Pendidikan adalah
proses perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan prilaku yang berlaku
dalam masyarakatnya. Proses sosial dimana seseorang dipengaruhi oleh sesuatu
lingkungan yang terpimpin (khususnya di sekolah) sehingga iya dapat mencapai
kecakapan sosial dan mengembangkan kepribadiannya. Serta menurut Thedore
Brameld Istilah pendidikan mengandung fungsi yang luas dari pemelihara dan
perbaikan kehidupan suatu masyarakat, terutama membawa warga masyarakat yang
baru mengenal tanggung jawab bersama di dalam masyarakat. Jadi pendidikan
adalah suatu proses yang lebih luas daripada proses yang berlangsung di dalam
sekolah saja. Pendidikan adalah suatu aktivitas sosial yang memungkinkan
masyarakat tetap ada dan berkembang. Di dalam masyarakat yang kompleks, fungsi
pendidikan ini mengalami spesialisasi dan melembaga dengan pendidikan formal
yang senantiasa tetap berhubungan dengan proses pendidikan informal di luar
sekolah). Pendidikan sebenarnya bukan hanya berasal dari pendidikan yang formal
tapi juga dari informal, Alam Takambang Jadi Guru adalah pepatah yang terus
mengingatkan kita bahwa dari alam kita juga bisa belajar, di tambah dari
lingkungan sekitar dan masyarakatnya. Pendidikan bukan hanya ajang berbakat
mendapat gelar tapi bagaimana diri seseorang bisa menjadi Manusia yang
sesungguhnya. Sehingga peserta didik bisa menjadi mandiri dalam kedewasaanya,
dan pada akhir pendidikan formalnya ia tau apa yang harus ia lakukan, bukan
untuk mencari jalur aman untuk memperoleh sebuah profesi.
Ketika sesorang
mendapatkan ilmu dari jenjang formal dan di imbangi dari ilmu pengatahuan dari
pendidikan informal maka akan terbentuk suatu karakter yang berintelektualitas
namun juga menjadi manusia yang berprilaku baik di tengah masyarakatnya, karna
ia dapat menyaring ilmu dari berbagai sumber ilmu di sekitarnya. Sehingga
ketika hal ini terjadi, maka akan tercipta suatu masyarakat yang ideal.
Masyarakat yang berbudaya, berbudi, bermartabat dan saling peduli, dan yang
paling penting dengan terdidiknya manusia dengan karakter demikian maka ia akan
mampu memanusiakan manusia lainnya pada akhirnya perkembangan dan kemajuan dari
bangsa ini yang sangat di harapkan dari dulu dan di idamkan sejak dahulu akan
tercipta secara nyata.
Dengan disadarinya hal ini maka pemerintah dan
masyarakat sudah seharusnya mulai berbenah diri, dari pemerintah sendiri mulai
memaksimalkan peranannya dalam pengawasan sistem pendidikan yang ada dan yang
paling penting pengawasan terhadap dana negara yang di peruntukkan kepada
peserta didik agar tak ada lagi alasan perserta didik tak dapat sekolah hanya
karena tidak adanya biaya, karena setiap warga negara mempunyai hak yang sama
untuk memperoleh dana bos. Sedangkan dari masyarakat sendiri bagaimana kita
bisa bersama-sama mengawasi sistem dan kinerja pemerintah dalam proses
pendidikan yang diselenggarakan di masyarakat. Dan yang utama bagaimana para
orang tua dapat memberi teladan bagi anak-anaknya, bagaimana peserta didik
dapat memperoleh ilmu dari lingkungan sekitarnya.
No comments:
Post a Comment
Mari saling Melengkapi
Berkomentarlah dengan Menunjukkan Budaya Sopan dan Kritik yang Membangun.
Salam Budaya Merdeka ...!