Selamat Datang di Area Budaya Merdeka, Semoga Bermanfaat dan Jangan Bosan Untuk Berkunjung. Salam Budaya Merdeka!!

Wednesday 19 June 2013

Pembangunan itu Lucu





 Judul Buku                         : Pembangunan itu Lucu
Penulis                                : Arimbi Horoepoetri, S.H.,LL.M
Penerbit                              : JARI Indonesia
Tahun dan Kota Terbit       : Cetakan Pertama Mei 2002, Jakarta Selatan
Jumlah Halaman                : 72 halaman




berisi antara lain : sustainable icome, good governance a la bawahan, jasa utama JPS, lika-liku investigasi JPS, JPS dan perempuan, pelajaran matematika baru a la OPK, pelajaran matematika baru, kelakuan wakil rakyat, kemiskinan sebagai komoditas baru, skenario nilep, skenario KKN, kutak-katik APBN, Kutak-katik APBD

                Buku ini berisi tentang investigasi JARI sebagai pengawas pembangunan berbasis komunitas (community based develpmen watch) yang lebih banyak menekankan pada pendistribusian dana JPS (Jaring Pengaman Sosial) yang tidak terealisasi dengan baik seperti yang telah direncanakan. Dana yang seharusnya untuk pembangunan demi pemenuhan kesejahteraan rakyat malah menjadi “boomerang” bagi masyarakat yang mencekik ibu pertiwi dengan utang yang semakin hari kian menumpuk.
                Di dalam buku ini menceritakan bagaimana para pegawai negeri mempertahankan penghasilannya, mereka menggunakan siasat yang cukup baik dengan mengakal-akali anggaran suatu proyek. Di buku ini juga membahas bagaimana satu departemen dengan departemen lain melakukan hubungan yang menarik (mutualisme antar departemen) bahkan tanpa kita sadari, seperti departemen PU,Telkom, PDAM, dan Pemda serta departemen lainnya. Mereka melakukan hubungan kerja yang cukup akrab dalam menjalankan proyek secara bergantian yang menggunakan dana negara (APBD = Utang Negara), namun proyek mereka hanya berputar pada hal itu-itu saja tanpa akhir.
                Dalam hal lain buku ini juga membahas bagaimana aliran dana yang berasal dari hutang negara kepada pihak asing yang amat sangat besar untuk membantu rakyat paska krisis moneter. Secara nyata dapat dilihat dan terbukti adanya tindakan KKN yang dilakukan pihak-pihak berwenang yang mengemban tugas dalam penyaluran dana tersebut kepada masyarakat. Tindakan KKN dilakukan dengan berbagai cara, menipu rakyat yang tidak tau menau tentang dana tersebut, manipulasi data yang sebagian besar dilakukan oleh perangkat desa, dll. Pinjaman yang luar biasa besar oleh pemerintah yang tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat  malah berimbas kepada rakyat itu sendiri, karena rakyatlah yang diberi beban untuk membayar hutang tersebut hingga lunas (yang hingga saat ini pun belum juga lunas).
                Data APBN menunjukkan hampir 70% penerimaan dalam negeri Indonesia berasal dari pajak. Pajak yang diambil dari seluruh rakyat Indonesia, dan sebagian besar penerimaan itu dibayarkan untuk “Pengeluaran Rutin”, “Belanja Pegawai” dan “Pembayaran Utang Bunga”. Dana untuk pembangunan menjadi tidak mencukupi, maka pemerintah harus mencari suntikan dana segar (utang lagi).
                Sementara kinerja para pegawai tidak bisa dibilang memuaskan, mengumbar janji untuk mengabdi kepada masyarakat, namun kenyaataannya mereka hanya mencari keuntungan sendiri. Bahkan anggota DPRD tidak menganggap dirinya sebagai penyelenggara negara, melainkan sebagai  wakil rakyat yang tidak merakyat. Padahal sudah di atur dalam pasal 1 point 1 UU No 28 tahun 1999 tentang penyelenggara negara, licik memang hanya karena mereka tidak mau melaporkan kekayaannya.
                Yang cukup mengejutkan juga adalah mark up tanah di negara kita yang hanya untuk sekedar mencari untung. Dan masih banyak lainnya seperti kemiskinan sebagai komoditas baru, skenario nilep, KKN BLBI, KKN BPPN dan BAKRIE, dana APBN  yang habis hanya untuk menggaji para pegawai, baju GUBERNUR dan RAKYAT MISKIN, dan masalah dana partai golkar, serta masalah pendidikan. Kongkalikong yang hanya berputar-putar pada titik yang sama tanpa adanya kemajuan dan perubahan.
Itulah kenyataan yang harus diterima oleh rakyat Indonesia. Rakyat harus menjadi korban pemerintah yang berusaha menyelamatkan rakyat itu sendiri. Sangat sulit sekali untuk menindak para pelaku. Ntah sampai kapan rakyat harus menderita karna ulah bodoh sebagian rakyat itu.
Buku ini sangat menarik, karena di dalam buku ini kita dapat melihat bagaimana penulis menoba untuk membuka mata para pembaca(masyarakat umum) untuk melihat dan memperhatikan bagaimana model pembangunan yang diterapkan pemerintah di negara ini. Buku ini mengajak  rakyat agar lebih cerdas lagi dalam mengawasi pembangunan di negri ini. Karna rakyat juga yang akan menjadi korban seandainya pembangunan tidak sesuai dengan semestinya.
Kelebihan buku : Buku ini dilengkapi dengan ilustrasi-ilustrasi cerita dan gambar yang membuat pembaca tidak bosan, pemaparan masalah serta contoh-contoh kasus yang disajikan dalam buku ini sangat menarik, dapat menambah pengetahuan pembaca tentang pembangunan yang terjadi di Indonesia
Kelemahan buku : masih ada sejumlah kata-kata(istilah-istilah) yang kemungkinan sulit dicerna oleh masarakat yang berpendidikan rendah, padahal seharusnya buku ini sangat bagus dibaca oleh semua kalangan masyarakat.

1 comment:

  1. http://petikmakna.blogspot.com/2013/05/cara-membuat-menu-bar-dan-sub-bar-di.html

    ReplyDelete

Mari saling Melengkapi
Berkomentarlah dengan Menunjukkan Budaya Sopan dan Kritik yang Membangun.
Salam Budaya Merdeka ...!