Selamat Datang di Area Budaya Merdeka, Semoga Bermanfaat dan Jangan Bosan Untuk Berkunjung. Salam Budaya Merdeka!!

Friday 14 June 2013

Pendidikan Adalah Lukisan Gagal


            Sejak awal kemerdekaan hingga saat ini Indonesia telah menikmati 8 kurikulum yg terus berganti untuk mencapai titik “kesempurnaan” agar cita-cita negara untuk rakyat yang tercinta ini tercapai. Namun, hingga saat ini belum juga ada tanda bunga pendidikan akan mekar dengan sempurna, berbagai masalah pendidikan belum juga dapat teratasi dengan baik, mulai dari peserta didik (siswa), penyelenggara pendidikan (pemerintah), pelaksana pendidikan (guru), hingga pendukungnya (wali murid). masalah pendidikan dan berbagai kasus yang ikut bergandengan bukan hal baru lagi di hari-hari kita dan masih tetap terus menghiasi.
            Beberapa waktu lalu saya juga sering mengikuti beberapa diskusi bersama yang di buat oleh salah satu OKP dan juga berdiskusi dengan beberapa teman. Dan menurut kesimpulan yang ambil dari diskusi itu adalah pendidikan itu seperti halnya sebuah lukisan. Lukisan dapat menjadi indah jika orang yang melihat memahami isi makna dari lukisan itu serta bagaimana sang pelukis melukis dengan benar dan tahu apa yang sebenarnya ia lukis. Nah, kesannya saat ini adalah pendidikan di negara ini seperti Lukisan yang Gagal. Gagal disini adalah penyelenggara pendidikan tak memberi kuas yang baik, dan pelaksana pendidikan juga belum mengerti apa yang akan ia lukis, sehingga saat peserta didik dan pendukung pendidikan melihat lukisan itu mendapat kesan yang berbeda dari makna sebenarnya. Saat ini pendidikan adalah ajang gengsi yang sangat meriah untuk diikuti oleh berbagai elemen dan menjadi ajang bisnis yang sangat menjanjikan. Saat ini mendapat gelar tinggi, mendapat pangkat tinggi dapat hidup nyaman adalah tujuan dari pendidikan di mata rakyat. Entah siapa yang memulai hal ini tapi ini adalah realita yang nyata di mata kita, sehingga pendidikan adalah suatu mimpi yang sangat menguntungkan untuk dapat mengeruk uang yang banyak.
            Lalu seperti apa pendidikan yang sebenarnya? Pertanyaan besar untuk kita yang harus kita pecahkan sesegera mungkin, sebelum terjadi kehancuran yang fatal. Menurut Carter V. Good Pendidikan adalah proses perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan prilaku yang berlaku dalam masyarakatnya. Proses sosial dimana seseorang dipengaruhi oleh sesuatu lingkungan yang terpimpin (khususnya di sekolah) sehingga iya dapat mencapai kecakapan sosial dan mengembangkan kepribadiannya. Serta menurut Thedore Brameld Istilah pendidikan mengandung fungsi yang luas dari pemelihara dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat, terutama membawa warga masyarakat yang baru mengenal tanggung jawab bersama di dalam masyarakat. Jadi pendidikan adalah suatu proses yang lebih luas daripada proses yang berlangsung di dalam sekolah saja. Pendidikan adalah suatu aktivitas sosial yang memungkinkan masyarakat tetap ada dan berkembang. Di dalam masyarakat yang kompleks, fungsi pendidikan ini mengalami spesialisasi dan melembaga dengan pendidikan formal yang senantiasa tetap berhubungan dengan proses pendidikan informal di luar sekolah). Pendidikan sebenarnya bukan hanya berasal dari pendidikan yang formal tapi juga dari informal, Alam Takambang Jadi Guru adalah pepatah yang terus mengingatkan kita bahwa dari alam kita juga bisa belajar, di tambah dari lingkungan sekitar dan masyarakatnya. Pendidikan bukan hanya ajang berbakat mendapat gelar tapi bagaimana diri seseorang bisa menjadi Manusia yang sesungguhnya. Sehingga peserta didik bisa menjadi mandiri dalam kedewasaanya, dan pada akhir pendidikan formalnya ia tau apa yang harus ia lakukan, bukan untuk mencari jalur aman untuk memperoleh sebuah profesi.
 Ketika sesorang mendapatkan ilmu dari jenjang formal dan di imbangi dari ilmu pengatahuan dari pendidikan informal maka akan terbentuk suatu karakter yang berintelektualitas namun juga menjadi manusia yang berprilaku baik di tengah masyarakatnya, karna ia dapat menyaring ilmu dari berbagai sumber ilmu di sekitarnya. Sehingga ketika hal ini terjadi, maka akan tercipta suatu masyarakat yang ideal. Masyarakat yang berbudaya, berbudi, bermartabat dan saling peduli, dan yang paling penting dengan terdidiknya manusia dengan karakter demikian maka ia akan mampu memanusiakan manusia lainnya pada akhirnya perkembangan dan kemajuan dari bangsa ini yang sangat di harapkan dari dulu dan di idamkan sejak dahulu akan tercipta secara nyata.
Dengan disadarinya hal ini maka pemerintah dan masyarakat sudah seharusnya mulai berbenah diri, dari pemerintah sendiri mulai memaksimalkan peranannya dalam pengawasan sistem pendidikan yang ada dan yang paling penting pengawasan terhadap dana negara yang di peruntukkan kepada peserta didik agar tak ada lagi alasan perserta didik tak dapat sekolah hanya karena tidak adanya biaya, karena setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh dana bos. Sedangkan dari masyarakat sendiri bagaimana kita bisa bersama-sama mengawasi sistem dan kinerja pemerintah dalam proses pendidikan yang diselenggarakan di masyarakat. Dan yang utama bagaimana para orang tua dapat memberi teladan bagi anak-anaknya, bagaimana peserta didik dapat memperoleh ilmu dari lingkungan sekitarnya.

No comments:

Post a Comment

Mari saling Melengkapi
Berkomentarlah dengan Menunjukkan Budaya Sopan dan Kritik yang Membangun.
Salam Budaya Merdeka ...!